Postingan

Membuncah Merebak Tak Terbendung

Apa yang sebenarnya aku inginkan dalam hidup? Pertanyaan itulah yang selalu terlintas di dalam kepala setiap malam. Tak pernah terbayangkan berada di sebuah ruangan tanpa bisa keluar selama berminggu-minggu. Semenjak wabah baru merebak di muka bumi, seluruh negara berlomba untuk menekan angka penularan. Tentu saja negara maju dapat membuat perubahan dan menekan laju penyebaran. Namun negara ketiga? Bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, bingung kesana kemari tanpa tujuan yang jelas. Sedangkan aku? Berusaha sebaik mungkin untuk menjaga diri dan orang tersayang disekitar. Namun apa daya bila mayoritas yang lain tidak mempedulikan itu semua. Korban? hanyalah korban akan keburukan aturan yang dijalankan oleh kelompok yang telah mengeruk materi dari rakyatnya. Kelompok yang tak mengindahkan rakyat melainkan kepentingan kelompok itu sendiri. Ya, himbauan itu telah terlambat. Sudah terlanjur untuk virus hinggap tak bercela. Dibalik itu kita bukanlah korban, Ibu Bumi lah korban dari buah

Belenggu

Sudah tiga minggu ini aku berkelana sendiri. Mencari arti kebaikan, menolong manusia dan makhluk lain yang membutuhkan, termasuk robot. Di rumah itu hanya tinggal aku dan robot pembantu, dengan nama FTG003, namun aku suka memanggilnya Fun. Sebenarnya Fun merupakan sebuah robot dengan kecerdasan buatan. Namun dengan protokol dari pabrik ia dibuat, semua tindakannya selalu saja sesuai dengan apa yang diperintahkan dan diprogram. Di seluruh penjuru negeri dan dunia, robot merupakan alat yang sangat berfungsi untuk manusia. Masa ini, robot memiliki bentuk yang sama dengan manusia. Tak ada perbedaan, hanya barcode di dahi robot yang dapat membedakan. Hampir seluruh pekerjaan manusia yang hanya menggunakan tenaga otot telah digantikan oleh robot-robot. Mereka dipekerjakan tanpa adanya istirahat, hanya pengisian daya yang menghentikannya. Mulai dari sektor rumahan, industri, hingga militer, semua dilakukan oleh tenaga robot. Memang, anggota polisi robot sangat dapat diandalkan dalam bertuga

Sistem Transportasi dan Perkembangan Suatu Bangsa

Gambar
Akhir-akhir ini, ketimbang saya bepergian menggunakan kendaraan pribadi, saya lebih suka menggunakan transportasi umum, khususnya kereta api. Seperti diketahui, kereta api di Indonesia mulai mengalami perkembangan signifikan. Beberapa tahun lalu, saat saya bepergian, tidak ada terlintas di pikiran untuk bepergian menggunakan kereta api. Mulai dari kacaunya keadaan di kereta yang mengangkut kapasitas berlebih hingga keadaan gerbong yang tidak nyaman merupakan dua hal yang masuk dalam pertimbangan saya untuk lebih menggunakan mobil pribadi dalam bepergian. Maklum, jika menggunakan pesawat, waktu yang terbuang malah lebih banyak (perjalanan ke bandara, boarding time, delay) karena saya sering melakukan perjalanan pendek saja (Krian - Solo). Tapi saat ini, moda transportasi umum merupakan pilihan pertama saya dalam bepergian. Indonesia mulai melakukan perubahan dan perkembangan dalam sistem transportasi umum nya, itu yang saya suka. Lalu apa hubungannya sistem transportasi (transp

Telepon Bodoh

Gambar
Terlihat seorang lelaki di sebuah kedai minuman dengan bukunya. Tubuhnya kurus dengan wajah kusam dan rambut panjangnya. Seakan tak peduli akan manusia-manusia di sekitarnya, ia serius membaca buku lusuhnya halaman demi halaman. "Jon, mana teman-teman lainnya?", seseorang yang baru saja tiba di kedai menyapanya. " Belum datang, mungkin masih sibuk dengan kegiatannya Bud." Rupanya seseorang yang baru saja datang dan menyapanya adalah teman dari Joni, si kurus yang sibuk dengan bukunya. Budi duduk dan merogoh telepon pintar dari sakunya. Sesaat kemudian pelayan kedai datang dan menanyakan pesanan kepada Budi. Setelah memesan, ia tidak lupa untuk menanyakan kata kunci sambungan internet nirkabel milik kedai tersebut. Semua orang di sekitar Joni terlihat sedang sibuk dengan telepon pintarnya, termasuk Budi. Ada yang tersenyum sendiri, ada pula yang serius. Semakin malam, semakin banyak pula manusia yang berdatangan. Bukan untuk mengobrol atau bertatap muka, melai

Kata Ini Kata Itu

Gambar
Kita hidup tidak hanya sendiri di bumi ini. Banyak sekali manusia di muka bumi. Mulai dari yang terdekat dengan kita hingga yang terjauh. Sekumpulan manusia seringkali disebut masyarakat. Mereka memiliki aturan masing-masing yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jika melanggar akan dihukum, jika memiliki uang tidak dihukum. Di dalam pikiran masyarakat, hal yang dilakukan secara bersama-sama adalah hal yang benar. Mayoritas adalah kebenaran, minoritas adalah kesalahan. Manusia terdekat adalah keluarga. Hal yang ditanamkan dari lahir hingga dewasa adalah keinginan mereka. Seakan tidak memiliki keinginan, hanya tunduk pada aturan. Keberhasilan bukanlah milik mereka. Keberhasilan bukanlah sesuatu yang dapat dinilai oleh manusia lain. Keberhasilan menurut mereka bukanlah kebahagiaan diri. Hal yang paling mendasar dan utama dalam hidup adalah kebahagiaan batin. Bahagia hanya bisa ditentukan oleh kita sendiri, bukan kata dia, kata ini atau kata itu.

Ketika Hari Telah Berakhir

Gambar
"Tingg......" Terdengar suara tiang listrik yang dipukul dengan batu. Rupanya waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari. Setidaknya itu yang disampaikan oleh seorang satuan keamanan kampung. Aku tidak bisa tidur sejak dua hari yang lalu. Banyak hal yang melintas di pikiranku. Setelah mendengar suara "ting.." yang membuyarkan lamunanku, aku beranjak dari tempat tidur untuk memakai celana jeans dan jaket hitam di gantungan baju. Kubuka pintu kamar kontrakan dan memakai sneakers hitam putih belel yang sering dipakai musisi-musisi kesukaanku.Kubuka pintu rumah tinggal dan pagar. Terlihat langit gelap serta jalanan yang sepi, bahkan Satpam yang berpatroli dan memukul tiang listrik dengan batu tadi sudah menghilang kembali ke pos jaga. Aku mulai berjalan keluar kamar kontrakan tanpa tujuan dan arah yang tentu. Hanya angin malam yang menemani langkahku. Terlihat beberapa penjual nasi goreng yang masih menjajakan dagangannya. Aku tidak lapar, bahkan perutku terasa san

Petualangan Dua Penjahat dan Seorang Tawanan: Misteri Teluk Hijau

“Tok tok tok!” “Kenapa men?” “Aku berhasil mendapatkan seorang wanita, kita bisa jadikan dia sebagai tawanan kita!” Itulah perkataan dari seseorang yang memiliki kulit gelap dan rambut yang katanya mirip dengan mafia Hongkong saat mengetuk pintu rumahku. Alfinyot namanya, dia adalah teman penjahatku selama di bumi. Ya, kalimat tersebut yang akan menjadi penanda petualangan tentang misteri Teluk Hijau dimulai. Oh iya, aku adalah seorang penjahat kelas kakap (sebenarnya kelas teri, namun agar lebih keren, kita anggap kelas kakap saja) yang bercita-cita menjadi seorang bajak laut terkenal. Namun apa daya, kapal yang aku bangun masih belum juga jadi, mungkin karena guru di sekolah bajak laut ku memang terkenal sadis dan galak. Ya, walaupun kulitku gelap, tubuhku kurus & tinggi, itu tidak menyurutkan niatku untuk menjadi seorang bajak laut & menyelesaikan kapal terseram di dunia milikku ini. “Dimana wanita itu men?” “Tenang, dia ada di dalam gerobak yang kubawa.”